22 Jun 2009

Sekadar Renungan Bersama

 

 
  
  Assalamualaikum ... Hanya Ingin Mengingatkan .... Kubur Setiap Hari Menyeru Manusia Sebanyak Lima (5) Kali .. 

1. Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran. 
2. Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu solat malam. 
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu,bawalah amal soleh yang menjadi hamparan. 
4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Bismillah sebagai penawar . 
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan 
'Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah', supaya kamu dapat jawapan kepadanya. 

L ima Jenis Racun dan Lima Penawarnya .... 

1. Dunia itu racun, zuhud itu ubatnya. 
2. Harta itu racun, zakat itu ubatnya. 
3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu ubatnya. 
4. Seluruh umur itu racun, taat itu ubatnya. 
5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu ubatnya. 




Nabi Muhammad S.A.W bersabda: 

Ada 4 di pandang sebagai ibu, iaitu : 

1. Ibu dari segala UBAT adalah SEDIKIT MAKAN . 
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA. 
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA. 
4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR. 


Berpesan-pesanlah kepada kebenaran dan kesabaran. 
Beberapa kata renungan dari Qur'an : 

Orang Yang Tidak Melakukan Solat: 

Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar 
Zuhor : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya 
Asar : Dijauhkan dari kesihatan/kekuatan 
Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya. 
Isyak : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya 






Wassalam.

11 April 2009

Detik-detik Terakhir Kehidupan Rasulullah SAW


Cintanya Dibawa
sampai Padang Mahsyar

Menjelang wafat, Rasulullah Saw tidak mengingat keluarganya, melainkan umatnya. Cintanya kepada umat dibawa sampai ke Padang Mahsyar……
bulan Rabi‟ul Awwal telah berlalu. Namun peringatan Maulid, secara sporadis di sana-sini masih di gelar. Kisah mengenai Rasulullah SAW, pribadi, akhlaq, dan tausiyahnya pun masih dibacakan. Rasa rindu, cinta dan haru menggelora dalam qalbu, sementara air mata mengalir tetes demi tetes……..

Memang wajar jika Rasulullah SAW sangat mencintai umatnya. Menjelang wafatnya, beliau bersabda, “Ummati, ummati…(Umatku, umatku…). “Menurut Habib Mundzir bin Fuad Almusawa, khadim Majelis Ta‟lim Rasulullah SAW, kecintaan Rasulullah kepada ummatnya melebihi kecintaan seorang ibu atau ayah kepada anak-anaknya. “Beliau mencintai umatnya sejak sebelum dilahirkan, bahkan ketika masih berbentuk sperma ayahnya dan ovum ibunya, yang mengharapkan kelak sang anak terjaga dari gangguan setan dan hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Habib Mundzir.

Seperti kita ketahui, dalam sebuah hadits yang cukup popular Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian berkumpul dengan istri, ucapkanlah doa Allahuma jannibna minasy-syaithon wa jannibsy syaithon mimma razaqtana (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari anak yang engkau karuniakan kepada kami).”

Cinta sejati itu bahkan beliau bawa sampai Padang Mahsyar, ketika kondisi alam semesta sudah sangat gawat. Ketika manusia dimintai pertanggung jawaban atas semua perbuatannya, ketika seorang ibu lari dari anaknya dan anak lari dari ibunya, para nabi menolak dimintai syafa‟at (pertolongan) oleh umatnya, ketika itulah Rasulullah SAW justru tidak meninggalkan ummatnya. Beliau mendampingi umatnya ketika mereka menghadapi masa-masa “perhitungan” (hisab), menunggui umatnya di seberang jembatan shiratal mustaqim, hingga seluruh umatnya masuk ke dalam surga.
Marhaban Bikum

Bahkan di akhir hayatnya, yang beliau pikirkan bukan putri kesayangannya, Fathimah, atau cucu-cucunya, Hasan dan Husein, melainkan umatnya. “Beliau diutus untuk menyelamatkan kita. Apakah kita akan melupakannya, meninggalkan ajarannya?” ujar Ustadzah Halimah Alaydrus, muballighah muda, dalam kesempatan taushiyahnya di sebuah majelis ta‟lim. Berikut petikan kisah detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah SAW yang tertulis dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW, jilid III (KH. Moenawar Chalil), Detik-detik Terakhir Kehidupan Rasulullah SAW (KH Firdaus A.N), 30 Kisah Teladan, jilid 5 (KH Abdurrahman Arroisi), Durratun Nashihin (karya Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir), dan petikan ceramah Maulid Habib Mundzir Almusawa. Ketika merasa bahwa ajalnya sudah dekat, Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat di kediaman istri tercintanya, Sayyidah Aisyah RA. Setelah semua berkumpul, beliau memandangi mereka dengan tatapan mata yang sendu. Air mata beliau menetes tiada henti.

Di tengah tangisnya beliau bersabda, “Marhaban bikum, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian. Aku berwasiat kepada kalian, bertaqwalah kepada Allah SWT. Telah dekat perpisahan dan telah hampir waktu pulang kepada Allah Ta‟ala. Hendaklah Ali memandikanku, sedangkan Fadlal bin Abbas dan Usamah bin Zaid yang menuangkan air. Kemudian kafanilah aku dengan kainku jika kamu menghendaki, atau dengan kain putih buatan Yaman. Jika kalian selesai memandikanku, letakkan jenazahku di tempat tidur di rumahku ini, diatas pinggir lubang kuburku. Kemudian bawalah aku keluar sesaat. Maka yang pertama kali bersholawat kepadaku adalah Allah „Azza wa Jalla, lalu Jibril, Mikail, Israfil, Izrail bersama pasukannya, kemudian segenap malaikat. Sesudah itu barulah kalian masuk rombongan demi rombongan, dan shalatkanlah aku.”

Begitu mendengar wasiat Nabi, para sahabat tak kuasa menahan tangis. Mereka menjerit…..”Ya Rasulullah, Tuan adalah rasul kami, penghimpun dan pembina kekuatan kami, serta penguasa segala urusan kami. Jika Tuan pergi, kepada siapakah kami kembali?”
Rasulullah SAW bersabda, “Aku tinggalkan kalian di jalan yang terang. Aku tinggalkan untuk kalian dua juru nasihat yang berbicara dan yang diam. Penasehat yang berbicara ialah Al-Quran, penasihat diam ialah maut. Jika kalian menghadapi persoalan yang musykil, kembalilah kepada Al-Quran dan sunnah; dan jika hati kalian kusut, tuntunlah dengan mengambil i‟tibar tentang peristiwa maut.”

Sejak itu, akhir bulan Shafar, Rasulullah SAW jatuh sakit. Semakin lama penyakitnya semakin berat. Suatu saat, ketika para sahabat berkumpul di kediaman Sayyidah Aisyah RA untuk menjaga Rasulullah SAW secara bergantian, Rasulullah SAW bangun dari tempat tidurnya dengan mengenakan ikat kepala, pertanda sakitnya masih berat.
Telaga Haudh
Didepan para sahabat, beliau bersabda, “Wahai para sahabatku….. Sungguh, demi Allah, saat ini telah kulihat Telaga Haudh di hadapanku. Demi Allah, aku tidak takut syirik akan menimpa kalian setelah aku wafat. Tetapi yang kutakutkan, kalian saling berebut dunia, saling hantam memperebutkan kekayaan. Itu yang aku takutkan.” Haudh adalah salah satu telaga di surga.
Dari hari ke hari, kesehatan Nabi semakin memburuk, dan para sahabat mulai cemas. Suatu hari, Senin Subuh, sahabat Bilal mengumandangkan adzan di Masjid Nabawi. Tapi hingga beberapa waktu Nabi belum juga hadir. Ia lalu menyusul ke rumah beliau. Didepan pintu rumah, ia mengucapkan salam, “Assalamu’alaika, ya Rasulullah.”

Nabi tidak menjawab, tapi Sayyidah Fathimah RA keluar sambil menjawab salam, “Alaikassalam….. Kalau ada perlu lain kali saja. Rasulullah sedang demam.”
Mendengar jawaban itu, Bilal tidak paham. Ia lalu kembali ke masjid, menunggu kedatangan Nabi sampai langit disebelah timur mulai menguning. Karena waktu subuh hampir habis, Bilal kembali kerumah Rasulullah SAW.

“Assalamu’alaika, ya Rasulullah…. para makmum sudah menunggu dan langit sudah pula menguning,” katanya.
Saat itu, Nabi agak sadar. Dengan tersendat-sendat beliau membalas salam Bilal, lantas bersabda, “Ya Bilal, aku tahu fajar telah mulai tiba. Beri tahu Abubakar supaya menjadi imam shalat Subuh. Aku sedang sakit, tidak mampu bangun.”

Mendengar jawaban itu Bilal menangis. Dengan langkah terburu-buru tetapi lunglai, ia bergegas kembali ke masjid. Disampaikannya pesan rasulullah SAW kepada Abubakar.
Begitu melihat mihrab kosong, Abubakar menangis. Di mihrab itulah Rasulullah SAW selalu memimpin sholat, mengumandangkan ayat-ayat Al-Quran dengan suara yang nyaring dan fasih. Pribadinya agung, parasnya berwibawa. Kini mihrab itu kosong. Abubakar menangis juga seluruh sahabat, sehingga suasana subuh itu menjadi murung.

Sampai siang, para sahabat berkumpul di masjid menanti berita dari kediaman Rasulullah SAW. Ternyata, Rasululah SAW minta dipapah untuk menuju masjid. Dengan langkah terseok-seok, Nabi keluar rumah dipapah kedua sahabat itu.
Tiba di masjid, Nabi shalat sunnah dua rakaat lalu menuju mimbar. Kakinya terasa berat ketika mendaki tangga. Tubuhnya tampak lemah, tangannya bertelekan. Tak lama kemudian beliau menyampaikan khutbah singkat, namun isinya meresap dan menggetarkan hati. Para sahabat bercucuran air mata…..

“Wahai kaum muslimin, kita hidup di bawah kekuasaan Allah dan kasih sayang-Nya. Maka bertaqwalah kepada-Nya dan taatilah perintah-perintah-Nya”. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW berwasiat, “Wahai segenap umat manusia, api neraka sudah dinyalakan, fitnah-fitnah telah datang seperti datangnya malam yang gelap. Demi Allah, kamu tidak akan berpegang kepadaku dengan suatu apa pun. Sesungguhnya aku tidak pernah menghalalkan sesuatu melainkan apa yang dihalalkan oleh Al-Qur‟an, dan tidak pula mengharamkan sesuatu melainkan apa yang diharamkan oleh Al-Quran”.

Dipapah Pulang
Abubakar tersedu sedan sementara Umar bin Khattab menahan napas dan tangis hingga dadanya naik-turun. Sedangkan Utsman bin Affan menghela napas panjang, dan Ali bin Abi Thalib menundukkan kepala dalam-dalam. Dalam hati semua sahabat berkata, “Rasulullah akan meninggalkan kita.”
Lelaki agung itu hampir selesai menunaikan tugasnya. Tanda-tanda itu semakin nyata, sehingga dengan tangkas Ali dan Fadhal segera tampil membantu Rasulullah turun dari mimbar. Sangat pelan karena lemah.

Segera setelah itu beliau dipapah untuk kembali pulang ke rumah kediaman. Sejak itu beliau tak mampu lagi bangkit dari tempat tidur. Kondisi beliau semakin gawat, sampai-sampai kain pengikat beliau pun terasa panas. Panas yang sangat tinggi menyebabkan beliau sering tak sadarkan diri.
Melihat kondisi ayahandanya, Sayyidah Fathimah RA terus menangis, “Ya Allah, alangkah berat penderitaan ayahku. Alangkah beratnya, ya Allah….”

Mendengar tangis putri kesayangannya itu, Rasulullah SAW sempat bersabda, “Bersabarlah anakku sayang. Tidak ada lagi penderitaan ayahmu sesudah hari ini…” Nabi SAW berusaha menghibur putrinya agar tidak bersedih hati. Namun sabda Beliau itu juga merupakan pertanda bahwa tinggal pada hari itu beliau merasakan penderitaan. Dan setelah itu, meninggalkan keluarga dan segenap kaum muslimin.

Tepat pada waktu dhuha, datanglah Malaikat Izrail yang diutus oleh Allah Ta‟ala untuk menjemput Rasul SAW. Perintah Allah Ta‟ala kepada Izrail, “Masuklah kalau diizinkan olehnya. Kalau tidak, kembalilah engkau kemari. Berangkatlah dan muncullah di hadapannya dalam wujud seorang lelaki yang sopan dan rapi. “Maka muncullah Malaikat Izrail sebagai seorang lelaki berpakaian putih-putih dengan aroma yang harum mewangi.
“Assalamualaikum, wahai penghuni rumah kenabian….”
“Wa’alaikumussalam. Maaf Rasulullah sedang payah. Datanglah lain kali,” jawab Sayyidah Fathimah RA.
“Assalamu‟alaika, ya Rasulullah. Salam sejahtera untukmu selamanya. Bolehkah saya masuk?” ujar Izrail lagi.
Mendengar salam khusus itu, Nabi membuka mata beliau lalu bertanya kepada Fathimah, “Anakku, ada tamu ya? Siapa yang berada di pintu, hai Fathimah?”
“Seorang laki-laki yang bersih sopan, rapi, dan wangi. Ia memanggil-manggil ayah dan minta izin untuk masuk. Saya bilang, Ayah sedang payah. Saya minta dia dia untuk kembali lain kali.”
Tiba-tiba Nabi SAW memandangi putri tercintanya itu dengan tatapan yang menembus jauh, dengan cahaya pekat yang mengabut.
Sayyidah Fathimah RA menggigil karena hatinya tergetar
“Izinkan tamu itu masuk, Fathimah. Tahukah engkau siapa dia, anakku?” sabda Rasulullah SAW.
“Tidak”
“Dialah penjemput kenikmatan, pemutus nahsu syahwat, dan pemisah pertemuan. Dia adalah malakul maut.”
Sayyidah Fathimah RA kaget, “Ayahanda, jadi mulai hari ini aku tidak akan lagi mendengar suaramu dan memandangi wajah jernihmu?” Sayyidah Fathimah menangis.
Jangan bersedih dan menangis, jantung hatiku. Engkau adalah keluargaku yang mula-mula akan bersamaku di hari kiamat,” sabda Rasul SAW
Mendengar itu, barulah Sayyidah Fathimah RA lega.
“Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?” Tanya Nabi.
“Aku datang untuk berziarah, juga menjemput Tuan jika Tuan mengizinkan. Tetapi kalau tidak aku akan kembali.”
“Engkau datang sendirian? Dimana engkau tinggalkan Jibril?” Tanya Nabi sambil tersenyum.
“Aku tinggalkan dia di langit kedua bersama para malaikat lainnya.”
“Panggil dia kemari.”
Jibril Tergagap Maka Malaikat JIbril pun turun ke bumi, menuju rumah kediaman Rasul, lalu duduk disebelah kepala Rasulullah SAW.

Beberapa saat Nabi memandangi Jibril, lalu dengan sayu beliau bersabda, “Jibril, mengapa berlambat-lambat? Tidakkah engkau tahu saat yang dijanjikan itu hampir tiba?”
“Beri tahu aku bagaimana hakku di hadapan Allah nanti.” sabda Nabi lagi.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat berbaris berlapis-lapis menunggu kehadiran ruh Tuan, seluruh gerbang surga terbuka sebagai persemayaman Tuan.”

Namun wajah Nabi tetap suram dan gelisah. Lalu sabdanya lagi, “Jibril, bukan berita itu yang kuinginkan. Beritahu aku, bagaimana umatku besok di hari kiamat.”

Maka dengan tenang Jibril menjawab, “Ya Rasulullah, Allah Ta‟ala berfirman, „Aku haramkan surga dimasuki oleh para nabi sampai engkau, Muhammad, masuk terlebih dahulu. Dan aku haramkan umat para nabi masuk ke dalamnya sampai umatmu, Muhammad, masuk terlebih dahulu‟.”

Mendengar jawaban itu, barulah wajah Nabi berseri-seri. “Alhamdulillah. Kalau begitu hatiku tenang, wahai Jibril.” Beliau merasa tenteram, karena kaum muslimin mendapat hak dan tempat istimewa di hadapan Allah SWT. Bibir beliau yang sudah memucat itu menyunggingkan senyum. Senyum istimewa itu juga beliau tujukan kepada Malaikat Izrail ketika beliau mempersilakan sang Pencabut Nyawa itu melaksanakan tugasnya.

Pada waktu yang bersamaan suasana gundah gulana menggantung berat di ruangan sempit itu. Angin kota Madinah yang meniupkan hawa dingin tapi kering tambah dalam menusuk tulang. Sejengkal demi sejengkal matahari pun semakin meninggi ketika Malaikat Izrail berancang-ancang untuk mencabut nyawa Rasulullah SAW.

Penderitaan Nabi SAW semakin menghebat ketika nyawa beliau, yang dicabut oleh Izrail dengan sangat pelan dan lembut, sampai di pusat. Dahi dan sekujur wajah beliau bersimbah peluh. Urat-urat di wajah beliau menegang dari detik ke detik. Sambil menggigit bibir, Nabi SAW berpaling ke arah malaikat Jibril. Mata Rasulullah SAW pun basah, cahayanya pun semakin meredup. “Ya Jibril, betapa sakitnya! Oh, alangkah dahsyatnya derita sakaratul maut ini.”
Sayyidah Fathimah RA memejamkan mata, sementara Ali bin Abi Thalib, yang berada disamping Rasulullah SAW, menundukkan kepala, sedangkan
Malaikat Jibril memalingkan muka. “Ya Jibril, mengapa engkau berpaling? Apakah engkau benci melihat wajahku?” tanya Rasul SAW.
“Sama sekali tidak, ya Rasulullah. Siapakah yang tega menyaksikan Kekasih Allah dalam kedaaan seperti ini? Siapakah yang sampai hati melihat Tuan kesakitan?” jawab Jibril terbata-bata.
Rasa sakit itu kian memuncak. Sekujur tubuh Nabi menggigil. Wajah beliau semakin memucat, urat-uratnya menegang. Dalam keadaan sakit tak tertahankan itu beliau berdo‟a, “Ya Allah, alangkah sakitnya! Ya Allah, timpakanlah sakitnya maut ini hanya kepadaku, jangan kepada umatku.”

Ushikum Bishshalati
Mendengar sabda Rasul itu, Jibril tersentak. Betapa agung pribadi Rasulullah SAW. Dalam detik-detik paling gawat dan menyiksa, bukan kepentingan sendiri yang dimohonkan, melainkan kepentingan umatnya. Andai beliau mohon agar rasa sakit itu dicabut, pasti Allah SWT mengabulkannya. Namun beliau lebih memilih sebagai tumbal agar derita itu tidak menimpa umatnya.

Ketika Jibril menyadari keadaan di sekelilingnya, Izrail sudah dengan sangat santun menarik nyawa Nabi SAW sampai di dada. Maka napas beliau pun mulai menyesak. Rasa sakit semakin menghebat. Ketika itulah, lelaki agung itu menengok ke arah sahabat-sahabatnya, lalu bersabda dengan suara lirih dan pandangan sayu, “Ushikum bishshalati wa ma malakat aimanakum (Aku wasiatkan kepada kalian untuk mendirikan sholat, dan aku wasiatkan kepada kalian orang-orang yang menjadi tanggungan kalian).”

Sejenak kemudian, kondisi Rasulullah SAW bertambah kritis. Para sahabat saling berpelukan lantaran tak kuat menahan pilu. Dan ketika itulah tubuh Nabi SAW mulai dingin. Hampir seluruh bagian tubuh beliau tidak bergerak-gerak lagi. Mata beliau pun berkaca-kaca dan menatap lurus ke langit-langit hanya sedikit terbuka.

Menjelang akhir hayat beliau, Ali bin Abi Thalib melihat Nabi SAW dua kali menggerak-gerakkan bibir beliau yang sudah membiru. Maka Ali pun cepat-cepat mendekatkan telinganya ke bibir Nabi. Ia mendengar Nabi SAW memanggil-manggil, “Ummati, ummati…. (Umatku, umatku…).” Dengan memanggil-manggil umatnya inilah, Rasul Akhir Zaman itu wafat di pangkuan istri tercinta, Sayyidah Aisyah RA, pada hari Senin, 12 Rabi‟ul Awwal 11 H, bertepatan dengan tanggal 3 Juni 632 Masehi, dalam usia 63 tahun.

Maka meledaklah tangis para sahabat. Sang kekasih Allah telah wafat, membawa cinta yang agung, cinta kepada umat, hingga akhir hayat. Bahkan dibawanya sampai Padang Mahsyar. Ketika nyawa sudah sampai tenggorokan. Pemimpin Besar dan Pencipta Peradaban itu bukan mengkhawatirkan keluarganya, melainkan memprihatinkan umatnya. “Ummati, ummati….”
Sesaat sebelum wafat, sebagaimana tercatat dalam Shahih Bukhari, Rasulullah SAW masih sempat berwasiat dan menghibur umatnya.
Beliau bersabda, “Wahai umatku, kalian akan melihat hari yang tidak kalian sukai, yaitu perpecahan dan fitnah dari berbagai musibah yang akan datang. Akan tetapi hendaklah kalian bersabar sampai berjumpa denganku di Telaga Haudh kelak…”

Sementara itu, dari sumber kitab Shahih Bukhari diriwayatkan, pada Senin subuh itu Nabi SAW merasa kondisinya mulai membaik. Maka ketika mendengar adzan, beliau memutuskan untuk pergi ke masjid sekalipun kondisinya masih lemah. Ketika beliau masuk masjid, shalat sudah dimulai. Para sahabat pun menjerit, mengucapkan, “Sub-hanallah, sub-hanallah”, pertanda gembira dan bersyukur menyaksikan kondisi kesehatan junjungan mereka yang mulai membaik.
Begitu melihat Nabi datang, para sahabat hampir membatalkan shalat. Namun, beliau memberi isyarat agar mereka meneruskannya.
Abubakar Mundur

Sejenak beliau berdiri menatap mereka dengan bahagia. Wajahnya berseri-seri menyaksikan ketaatan umatnya. Sampai-sampai Annas bin Malik berkata, “Belum pernah aku melihat pandangan yang lebih menakjubkan dari wajah Nabi SAW (ketika itu).” Kemudian beliau tersenyum.
Abubakar Ash-Shiddiq, yang menjadi imam shalat, menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Yakni, pasti Rasulullah SAW ada di masjid. Maka tanpa menoleh, ia pun mundur. Tetapi, Nabi segera memegang pundaknya dan mendorongnya maju agar terus sebagai imam, sementara Nabi SAW shalat di sebelah kanan Abubakar dalam posisi duduk.

Usai shalat, Nabi kembali ke rumah Sayyidah Aisyah RA dipapah oleh Fadlal dan Tsawban, sementara Ali dan Abbas mengikuti dari belakang. Sampai di rumah, Nabi SAW kembali ke tempat tidur, berbaring di pangkuan istri tercintanya itu. Dan ternyata, shalat subuh tadi adalah yang terakhir kali Nabi SAW shalat berjamaah dengan para sahabatnya. Ketika itulah segenap kekuatan Nabi SAW melemah.

Saat Abdurrahman bin Abubakar masuk ke dalam kamar sambil membawa siwak (sikat gigi dari kayu arak), Sayyidah Aisyah RA melihat Nabi SAW sepertinya menginginkannya. Maka ia pun meminta siwak itu, membersihkannya, lalu memberikannya kepada ayahanda tercinta. Lalu beliau pun membersihkan gigi dengan cekatan, sekalipun kondisinya cukup lemah.
Tak lama kemudian kesadaran Rasulullah SAW hilang. Sayyidah Aisyah RA mengira beliau tengah menghadapi sakaratul maut. Tapi, sekitar satu jam kemudian, beliau membuka mata. Sayyidah Aisyah RA teringat Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tidak ada seorang nabi pun yang dicabut nyawanya sebelum ia ditunjukkan tempatnya di surga.” Sayyidah Aisyah RA pun paham, inilah saat sakaratul maut itu.

Sejenak kemudian, Nabi SAW bersabda dengan suara bergumam, “Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama orang-
orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih. Mereka itulah sahabat yang paling baik.” – QS An-Nisaa (4): 69. Setelah itu, beliau kembali bergumam, “Ya Allah, aku memilih bersama Yang Mahamulia.”

Setelah itu, kepala Nabi SAW berangsur-angsur terasa bertambah berat di pangkuan Sayyidah Aisyah RA, sehingga para istri yang lain menangis. Sayyidah Aisyah RA lalu membaringkan kepala beliau di bantal, kemudian menangis bersama istri Nabi SAW yang lain.

Dalam Shahih Bukhari dikisahkan, begitu mendengar Rasulullah SAW wafat, Abubakar Shiddiq berlari menuju rumah kediaman Sayyidah Aisyah RA. Namun jasad Nabi SAW telah membujur kaku. Ketika menyingkap kain yang menutup tubuh Nabi SAW, ia menangis sambil memeluk wajah Sang Rasul. Saat memandikan jenazah Rasulullah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Wahai Rasulullah, ketika hidup, Tuan semerbak mewangi. Ketika wafat pun, tubuh Tuan tetap wangi.”
Ya… Rasulullah SAW

10 April 2009

Tiba saatnya kita berubah... Terus Membantu


Assalamualaikum dan salam kebahagiaan dari kami Pembimbing Rakan Guru.

Tiba saat dan ketikanya sekali lagi PRG harus mengorak langkah untuk maju setapak kehadapan bersama-sama dalam era globalisasi yang semakin canggih ini.

Maka, kepada sahabat-sahabat semua yang takut, malu, segan atau masih tidak mengenali ahli PRG anda masih boleh dibantu oleh kami melalui email kami iaitu pembimbingrakanguru@yahoo.com.

Kami akan membalas semula email sahabat-sahabat semua. Jika sahabat-sahabat semua memerlukan kita bersua muka, kita boleh membuat temujanji untuk berkongsi masalah sahabat-sahabat semua.

Sahabat-sahabat tidak perlu risau kerana segala data dan maklumat anda akan kami rahsia. Kerana itu adalah etika kami. Kami perlu mematuhi etika kerahsiaan.

Sahabat-sahabat juga boleh menghantar pandangan atau apa jua maklumat kepada kami menggunakan alamat email tersebut.

Terima kasih atas sokongan sahabat-sahabat semua selama ini.

"SINARI HIDUP ANDA DENGAN KEBAHAGIAAN BERSAMA P.R.G."


~Syukran Jazilan~

04 April 2009

PEMURAH DAN PENYAYANG

PEMURAH DAN PENYAYANG
 
Allah berfirman dalam hadith qudsi :
 
“ Ini adalah agama yang telah Aku redhai untuk diriKu sendiri, dan tidak dapat dijalankan kecuali mereka yang pemurah dan berakhlak yang baik. Kerana itu muliakanlah dengan kedua sifat itu selama kamu menganutnya.”
 
( Hadith qudsi riwayat Sumawaih,Ibnu ‘Adi ‘Uqaili, Kharaith, Khatib,Ibnu ‘Asakir dan Rafi’i dari Anas r.a )
 
Allah s.w.t telah memilih agama Islam untuk dirinya sebagai agama yang diredhaiNya. Kerana itu Allah tidak akan menerima dari hambaNya selain dari agama Islam itu, sesuai dengan ayat al-Quran berikut :
 
“ Dan sesiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang yang rugi.” 
( Surah Ali-Imran : 85 )
 
Pelaksanaan orang yang menganut agama Islam akan dapat dilihat dalam kehidupan yang pemurah dan berakhlak baik. Penganutnya diharapkan menjaga dan memelihara kedua sikap itu dan meningkatkannya selama hayat di kandung badan .
 
Ali bin Husin berkata : “ Orang yang mengeluarkan hartanya kerana diminta,tidak termasuk dikalangan orang yang pemurah. Yang disebut pemurah ialah mereka yang menunaikan hak-hak Allah atas kemahuan sendiri dan taat kepada Allah, tanpa tekanan ataupun harapan untuk ucapan terima kasih.”
 
Orang bertanya kepada Hassan bin Ali bin Abu Talib,mengenai perbezaan erti perkataan “karam” (sifat pemurah), “muruah” (perikemanusiaan) dan “najdah” (bantuan). Beliau menerangkan : “ Pemurah ialah menderma sesuatu yang baik dengan ikhlas dan sukarela sebelum diminta dan memberikan makanan pada masa senang atau kelaparan serta berkasih sayang kepada peminta dengan memenuhi permintaannya .”
 
“ Maruah ”ialah sikap memelihara agama, diri dan jiwa serta memberikan layanan yang baik dan ramah kepada tetamunya serta bersikap baik dan bergegas memberikan bantuan, walaupun hati merasa enggan melaksanakannya .
 

Adapun “najdah” ialah membela tetangga dan tabah bersabar pada tempatnya .
 
Seseorang alim besar dari kalangan tabi’in bertanya kepada Hasan Basri tentang “sakha” (sifat pemurah), “hazm” (bijaksana) dan “israf” (boros). Beliau menjawab : “Sakha” bererti bermurah hati dengan harta dan yang ada padanya kerana Allah s.w.t semata-mata, “hazm” bererti menahan harta yang ada padanya kerana Allah s.w.t semata-mata; manakala “israf” bererti menginfakkan harta dan yang ada padanya demi cita-cita untuk menjadi pemimpin .” 
 
Ada pula yang bertanya kepada Sufyan bin Uyainah seorang alim besar, ahli hadith dari kalangan tabi’ tabi’in tentang “sakha”. Beliau menjawab : “ sakha” bererti berbuat baik kepada handai taulan dan bermurah hati dengan harta .”
 
Sifat pemurah termasuk sifat yang mulia, dan menjadi akhlak para Nabi.. Nabi Muhammad s.a.w adalah manusia paling pemurah, paling besar rasa kemanusiaannya dan [aling ikhlas dalam memberikan bantuan. Tidakpernah timbul rasa takut papa, pemberiannya tiada henti-henti bagai angina hembus dan tidak mengharap balasan. Baginda pernah bersabda :
 
“ Orang pemurah itu dekat kepada Allah s.w.t, dekat kepada manusia, dekat kepada syurga, jauh dari api neraka. Manakala orang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari syurga dan dekat kepada api neraka .”
 
( Al-Hadith )
 
Mengenai akhlak yang baik ( husnul khuluq ) Rasulullah s.a.w bersabda :
 
“ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik .” ( Al-Hadith )
 
“ Yang paling banyak dimasukkan ke dalam syurga ialah orang yang bertakwa dan berakhlak baik .” ( Al-Hadith )
 
“ Keimanan seorang mukmin yang paling sempurna ialah yang paling baik akhlaknya .”
 
( Al-Hadith )
 
“ Dengan akhlak yang baik seorang hamba Allah pasti akan mencapai darjat orang yang berpuasa yang mengerjakan sembahyang malam .” ( Al-Hadith )
 
Apakah yang dimaksudkan dengan “husnul khuluq” itu? Hasan Basri menyatakan bahawa “ husnul khuluq ” bererti sifat pemurah, suka memberi dan sanggup menangung segala risiko . 
Sya’bi seorang alim tabi’in besar dan ahli hadith dan orang warak yang terkenal, mengatakan bahawa “husnul khuluq” bererti suka memberi serta ramah-tamah .
 Abdullah Ibnu Mubarak seorang ahli hadith yang sangat disegani pada masanya menyatakan bahawa : “ husnul khuluq” bererti manis muka, memberi yang baik dan menahan segala gangguan .”
 Imam Ahmad bin Hambal menyatakan bahawa “husnul khuluq” bererti tidak pernah marah ataupun berdendam. Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa “husnul khuluq” bererti dapat menanggung risiko segala perilaku dan tindakan orang lain terhadapnya .
 
Sebahagian ahli ilmu menyatakan bahawa “husnul khuluq” bererti :
 
1. Menahan marah kerana allah
2. Menampakkan muka manis dan ramah tamah kecuali kepada orang yang melakukan kemungkaran dan jahat.
3. Menegakkan batas-batas ketentuan Allah
4. Memaafkan orang sesat tanpa sengaja kecuali apabila mahu mendidiknya
5. Menghindarkan gangguan terhadap kaum muslimin dan kaum kafir yang ada dalam perlindungan pemerintah Islam, kecuali usaha untuk mengubah kemungkaran dan menyelamatkan orang yang teraniaya tanpa melebihi batasan yang dibenarkan .
Setiap muslim diharapkan dapat melaksanakan “husnul khuluq” dan “sakha” sehingga kita sekalian selalu berakhlak luhur dan menjadi syuhada `alan nas .
 
  Kita mengharapkan dari Allah Rabbul ‘alamin agar kita dibekali “husnul khuluq” dan “sakha”…Amin..


19 Mac 2009

KEBENARAN AL-QURAN


Lihat foto di atas betul-betul dan kaji.
Ini merupakan graf surah-surah dalam al-quran beserta bilangan ayatnya.
Jika diplotkan.Inilah yg terhasil.
Subhanallah.Foto ini saya temui dalam satu website.

Berikut serba sedikit info mengenai isi kandungan Kitab pegangan kita ini.
Didapati banyak perkara telah disentuh dan telah dibuat kajian oleh manusia seperti nombor, astronomi, angkasalepas, perubatan, geologi, kejuruteraan, minda dan sebagainya.
Al-Quran sudah lama membuktikan banyak perkara sains ketika manusia baru menemuinya.

Bilangan tentang perkara yang disebutkan di dalam Al-Quran:
DUNIA - 115 kali
AKHIRAT - 115 kali

MALAIKAT - 88 kali
SYAITAN - 88 kali

HIDUP - 145 kali
MATI - 145 kali

FAEDAH - 50 kali
KERUGIAN - 50 kali

UMMAH - 50 kali
PENYAMPAI - 50 kali

IBLIS : PENGHULU SYAITAN - 11 kali
MOHON PERLINDUNGAN DARIPADA IBLIS - 11 kali

BALA/MUSIBAH - 75 kali
BERSYUKUR - 75 kali

BERSEDEKAH - 73 kali
BERPUAS HATI - 73 kali

ORANG YANG SESAT - 17 kali
ORANG YANG MENINGGAL DUNIA - 17 kali

MUSLIMIN - 41 kali
JIHAD - 41 kali

EMAS - 8 kali
KEMURAHAN HIDUP - 8 kali

KEAJAIBAN - 60 kali
FITNAH - 60 kali

ZAKAT - 32 kali
BERKAT - 32 kali

MINDA - 49 kali
NUR - 49 kali

LIDAH - 25 kali
SUMPAH - 25 kali

NAFSU - 8 kali
KETAKUTAN - 8 kali

BERCAKAP DI KHALAYAK RAMAI - 18 kali
BERDAKWAH - 18 kali

KESUSAHAN - 114 kali
KESABARAN - 114 kali

MUHAMMAD - 4 kali
SYARIAT - 4 kali

LELAKI - 24 kali
PEREMPUAN - 24 kali

SOLAT (SEMBAHYANG) - 5 kali

BULAN - 12 kali
HARI - 365 kali

LAUTAN - 32 kali
DARATAN - 13 kali

LAUT dan DARAT = 32 + 13 = 45

Justeru itu, peratusan laut = 32/45 x 100 = 71.11111111 peratus
Peratusan daratan = 13/45 x 100 = 28.88888889 peratus
JUMLAH = 100 peratus

Kajian sains oleh manusia telah membuktikan bahawa air meliputi 71.111 peratus daripada bumi dan tanah meliputi 28.889 peratus.

Begitulah kebesaran dan keagungan ciptaan Allah SWT!!!
Nota: Diterjemahkan daripada karya asal yang dipetik daripada "The Series Of The Scientific Miracles In Quraan," oleh Dr. Tariq Al Suwaidan.

08 Mac 2009

DI TAMAN TEMAN




DI TAMAN TEMAN

TULUS BERKEMBANG SUCI BUNGA
HARUM CINTA KUNTUM SYURGA

BURUNG BERBISIK TANPA DUSTA
MERSIK MANJA ASYIK FANA

DI KALA MALAM TIDURKAN SENJA
BINTANG MENJAHIT BAJU LENA
SEHINGGA FAJAR HINDER PURNAMA
KAU MASIH SETIA

DANAU TERBENTANG SEJUJURNYA
TENANG JIWA HILANG LARA

SAATKU JEJAKI TAMANMU
BENAR INDAH AMAT INDAH

DI KALA LUKA TERLALU DALAM
SEMBUHPUN MASIH TAK TERPADAM
HINGGA TERKADANG AKU BERDENDAM
KAU TETAP SETIA

CHORUS

WALAU JAUHKU BERLARI
WALAU JENUHKU MENCARI
TETAP SUNGGUH KAU TEMANI
TANPA JEMU DAN BENCI

BIARKU TELAN TANGISMU
BIARKU SIMPAN RESAHMU
MESKI KAU BUKAN MILLIKKU
TEGUH KAU DI HATIKU

PERCAYALAH
KAU INDERALOKA
KAN KUSUSURI
BAHAGIAMU TEMAN DI TAMAN INI

Orang Beriman Yang didoakan Malaikat




Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' 26-28)

Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :


1.
Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)


2.
Orang yang duduk menunggu shalat.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)


3.
Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.

Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra.., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4.
Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf).

Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)


5.
Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782)


6.
Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)


7.
Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, " Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)


8.
Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)


9.
Orang - orang yang berinfak.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10.
Orang yang makan sahur.

Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)


11.
Orang yang menjenguk orang sakit.

Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")


12. Seseorang Mengajar Kebaikan Kepada Orang Lain.


Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)


04 Mac 2009

PEREMPUAN OH PEREMPUAN


1.Perempuan itu tidak guna kain yang
nipis untuk membuat bajunya, sehingga
terbayang kulitnya. Kerana dia tahu,
bahawa pakaian seperti itu adalah
pakaian yg
layak dipakai oleh perempuan jalang.

2. Perempuan memang tidak guna rantai
kaki yang berloceng utk dililitkan
pada kakinya. Rantai ini apabila
dipakai
walaupun tersembunyi tetap
bergemerincing dan
menarik perhatian orang lain,
lebih-lebih lagi
lelaki JAHAT. Dia tahu sekiranya dia
memakainya juga dia telah melanggar
larangan Allah dalam ayat 31 surah An-
Nur.

3.Perempuan memang tidak guna minyak
wangi yang baunya semerbak. Wangian
sebegini mempunyai kuasa penyerakan
bau yang amat tinggi kerana kadar
kemeruwapannya tinggi. Biasanya
kekuatan bau ini menunjukkan kadar
kekompleksan
rantai alcohol (secara kimia) yg
digunakan utk membuat pewangi itu.
Perempuan
yang tidak memakai wangian yang kuat
ini
tahu bahawa inilah yang dipesan oleh
nabi.
Sabda junjungan bahawa wanita yang
keluar rumah dgn memakai wangian,
adalah seperti pelacur. Bukan tidak
boleh berwangi-wangi tetapi
bersederhanalah
dlm pemakaian wangian tersebut.

4. Perempuan memang tidak guna kata-
kata yang keji, kerana dia tahu sesiapa
sahaja yang bercakap perkara yang keji
adalah
mereka yang rendah akhlaknya. Lelaki
atau perempuan yang bercakap
menggunakan
perkataan yang buruk @ jahat, adalah
seperti sepohon pokok yang rosak akar
tunjangnya. Dia tahu bahawa
perumpamaan perkataan yang baik dan
buruk
dinyatakan dengan jelas dalam ayat 24-
26
surah
Ibrahim.

5. Perempuan tidak guna masa berborak
untuk mengatakan hal-hal orang yang
disekitarnya atau dengan kata lain
mengumpat, memperkatakan keabaian
saudaranya. Dia tahu bahawa sekiranya
orang yang suka mengumpat baik lelaki
atau perempuan dia seolah-olah memakan
daging saudaranya sendiri. Apakah
sanggup kita memakan daging saudara
sendiri? Persoalan ini ditanyakan
kepada kita dalam firmanNya ayat 12.
surah al-
Hujurat.

6. Perempuan memang tidak guna tudung
tiga segi, apabila memakainya
diselempangkannya sehingga nyata
bentuk perbukitan pada badannya.
Sememangnya
ia menjadi tatapan mata lelaki yang
jahat yang terkena panahan syaitan.
Dia tahu
apabila bertudung, dia mesti
melabuhkan tudungnya sehingga menutup
alur
lehernya dan tidak menampakkan bentuk
di
bahagian dadanya. Pesan Rasul seperti
yang
disuruh oleh Allah tersebut dalam ayat
59 al-
Ahzab.Begitu juga seorang lelaki yang
bergelar suami mesti memberi peringatan
untuk
isteri dan anak-anaknya.

7. Perempuan memang tidak guna lenggok
bahasa yang boleh menggoda seorang
lelaki. Jika bercakap dengan lelaki
yang bukan mahramnya, bercakaplah
dengan
tegas. Jangan biarkan suara lentukku
untuk menarik perhatian lelaki yang
sakit
dalam hatinya. Sememangnya suara
perempuan
bukanlah aurat, jika aurat maka Allah
tidak akan menjadikan perempuan boleh
berkata-kata. Bertegaslah dalam
percakapan,
jangan gunakan suaramu untuk menarik
perhatian lelaki sehingga menjadi
fitnah buatmu. Bahaya suara wanita yang
bercakap dengan gaya membujuk yang
boleh mencairkan keegoan lelaki (yg
bukan mahramnya) dicatat dalam ayat 32
surah
al-Ahzab. Makna ayatnya lebih kurang
begini .Maka janganlah kamu tunduk dlm
berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dlm hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik Tunduk
disini ditafsirkan sbg berbicara dgn
sikap yang boleh menimbulkan kebaranian
orang
untuk bertindak jahat kpd mereka.
Penyakit
dlm hati adalah keinginan seorang
lelaki
utk melakukan perbuatan sumbang dgnnya
seperti berzina. Mengapa? Lelaki
sangat mudah tertarik kpd seorang
wanita
melalui suaranya.

8. Perempuan memang tidak guna alat
make-up untuk menonjolkan kejelitaannya
melainkan di hadapan suaminya sahaja.
Adab bersolek (tabarruj) ini amat
ditekankan kepada wanita muslim
(muslimah)
kerana semestinya kecantikannya adalah
hak
ekslusif yang mesti dipersembahkan
kepada suaminya. Jika ingin keluar
bekerja,dia memakai make-up secara
bersederhana sahaja sehingga tidak
jelas kelihatan pada wajahnya dia
bersolek.
Jangan bersolek sehingga cantiknya
anda sehingga kadang2 wajah anda
menjadi
seperti hantu. Hendak bergincu? Jika
bergincu,
pakailah yg tidak menyerlah warnanya.
atau Mengapa tidak pakai lipstick
sahaja?

9. Perempuan tidak guna kain tudung
yang jarang-jarang seperti jarangnya
jala
yang digunakan untuk memukat haiwan
akuatik.Kerana apabila memakai tudung
seperti
ini,akan nampak juga bahagian yang
sepatutnya ditutup rapi dari pandangan
orang lain. Rambut adalah mahkota,
tetapi jangan biarkan mahkota itu tidak
berharga dengan menayangkannya tanpa
sebarang
perlindungan. Jika mahkota berharga
disimpan dengan rapi di dlam sangkar,
dan ditambah pula pengawal untuk
menjaga
keselamatannya, maka demikian juga
dengan rambut wanita. Sangkar itu
adalah kain litup yang sempurna dan
pengawalnya pula adalah ilmu yang
diamalkan oleh
anda untk memakainya dengan cara yang
terbaik.



28 Februari 2009

SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN VOKASIONAL DI MALAYSIA



SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN VOKASIONAL 
DI MALAYSIA
Oleh:
Khairul Anwar Bin Sharin dan Anas Syafik Bin Zulkipli
PROGRAM SARJANA MUDA PERGURUAN (KEPUJIAN)
REKA BENTUK DAN TEKNOLOGI
INSTITUT PENDIDIKAN GURU MALAYSIA
KAMPUS PENDIDIKAN TEKNIK KUALA LUMPUR


1.0 PENGENALAN
Perubahan era globalisasi masa kini menjadikan pendidikan teknik dan vokasional salah satu agenda utama negara terhadap pembangunan negara melalui visi dan misi negara iaitu Wawasan 2020 dalam mencapai taraf negara maju pada tahun 2020. Oleh itu, dalam usaha mencapai taraf negara maju tersebut beberapa perkara perlu diambil perhatian oleh pihak tertentu iaitu yang pertama, penambahan tenaga kerja dalam bidang berkaitan teknik dan vokasional dan yang kedua penambahan institusi pendidikan teknik dan vokasional. Namun demikian, tahukah anda bagaimana pendidikan teknik dan vokasional di Malaysia ini berkembang bagi merealisasikan impian negara?. Maka, dalam kajian ini akan mengupas sejarah perkembangan teknik dan vokasional di Malaysia.

2.0 PENDIDIKAN TEKNIK DAN VOKASIONAL DI ZAMAN IMPERIALISME BARAT

2.1. Sebelum Zaman Kolonialisme British

Pendidikan di Tanah Melayu bermula sejak kewujudan Empayar Melaka lagi sewaktu perkembangan ajaran Islam ke rantau Asia Tenggara. Masyarakat pada ketika itu, menuntut ilmu berpusatkan rumah-rumah guru dan surau-surau. Selepas berlaku pertambahan bilangan anak murid maka wujudkan sekolah pondok dengan sukatan berdasarkan kurikulum Masjid Al-Haram di Makkah.

Reformasi kecil telah berlaku setelah kehadiran Portugis pada tahun 1511 apabila mereka telah memperkenalkan pendidikan berasaskan agama Kristian mazhab Roman Katolik. Kemudian, apabila Melaka jatuh ke tangan Belanda pula, menyebabkan berlakunya perubahan daripada mazhab Katolik ke mazhab Protestant di Melaka pada ketika itu.

Kebanyakkan masyarakat pada ketika itu menerima ilmu kemahiran secara tidak formal seperti kemahiran berladang atau berkebun, bersawah, bertukang kayu dan logam, membuat keris dan kerja-kerja kraftangan seperti anyaman.

2.2. Semasa Zaman Kolonialisme British

2.2.1. Sebelum Perang Dunia Kedua
Semasa British menjajah Tanah Melayu, British telah mengategorikan sistem pendidikan kepada lima peringkat iaitu:
• Pendidikan Rendah
• Pendidikan Menengah
• Latihan Perguruan
• Pendidikan Teknik dan Vokasional
• Pendidikan Tinggi

Pendidikan teknik dan vokasional turut diberi perhatian oleh kerajaan British pada ketika itu. Sejarah perkembangannya bermula pada tahun 1900. Orang-orang Melayu yang berkemahiran dalam seni menganyam, menyulam dan mengukir diambil untuk menjadi tenaga pengajar di sekolah-sekolah Melayu yang berdekatan dengan Kuala Lumpur.

Kemudian, pada tahun 1905 Sekolah Teknik Treacher Kuala Lumpur telah dibuka untuk memberi latihan kepada pembantu-pembantu teknik di Jabatan Kerja Raya, Jabatan Ukur dan Keretapi Tanah Melayu. Pada tahun 1918 pula, Suruhanjaya Pendidikan Teknik dan Industri telah dibentuk untuk mengkaji keperluan pelajaran vokasional dan teknik di Negeri-negeri Tanah Malayu.

Pada tahun 1923, Pusat Latihan Pertanian telah ditubuhkan bagi memberi latihan kepada orang Melayu mengenai cara-cara berladang dan berkebun. Kemudian, pada tahun 1926, Sekolah Teknik telah ditubuhkan dan kemudiannya pada tahun 1941 statusnya telah ditukar ke Maktab Teknik dan dinaik taraf menjadi Universiti Teknologi Malaysia pada tahun 1972. Bagi memberi pendidikan yang lebih mendalam kepada Pegawai-pegawai pertanian, Sekolah Pertanian telah diwujudkan pada tahun 1931 di Serdang, Selangor dan kemudian dinaik taraf sebagai Kolej Pertanian sebelum diiktiraf sebagai Universiti Pertanian Malaysia pada tahun 1972 dan hari ini dikenali sebagai Universiti Putra Malaysia.

2.2.2. Selepas Perang Dunia Kedua
Beberapa dasar telah diperkenalkan oleh British dalam pendidikan di Tanah Melayu selepas menghadapi Perang Dunia Kedua bagi memantapkan sistem pendidikan dan kepentingan politik mereka di Tanah Melayu.

British telah memperkenalkan Laporan Barnes (1951) yang telah dipengerusikan oleh L.J. Barnes yang merupakan Pengarah Bahagian Latihan Sosial, Universiti Oxford telah menyatakan hasrat untuk mendirikan sekolah vokasional moden yang mengutamakan matapelajaran Sains, Seni Perusahaan dan Sains Rumah Tangga. Namun, rancangan beliau gagal kerana laporan beliau gagal untuk mencadangkan penambahbaikan kepada sekolah-sekolah Melayu tanpa merombak semula sistem pendidikan secara keseluruhan.

Menyedari bahawa masyarakat cina di Tanah Melayu juga ingin mejaga kepentingan mereka, maka satu laporan yang dikenali sebagai Laporan Fenn-Wu (1952) telah diperkenalkan oleh Dr. Fenn yang merupakan Setiausaha Kerja Bersekutu kepada Lembaga Amanah bagi beberapa buah universiti di China dan beliau telah dibantu oleh Dr.Wu yang merupakan petugas di Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB). Dalam laporan ini, sekolah cina ingin meminta bantuan pusat dan latihan perguruan untuk masyarakat cina.

Melihat kepada laporan-laporan yang telah dibentangkan, maka kerajaan British telah mengambil jalan tengah dengan memperkenalkan satu ordinan yang dikenali sebagai Ordinan Pelajaran 1952. Ordinan ini telah mengkaji kedua laporan dan mengambil keputusan untuk memperkenalkan sekolah kebangsaan, bahasa Melayu dan Inggeris diperkenalkan di sekolah-sekolah jenis kebangsaan, sekolah aliran Ingeris dikekalkan, pendidikan agama Islam dijalankan untuk murid-murid beragama Islam, dan penubuhan Sekolah Menengah Vokasional dicadangkan dan termaktub sebagai Polisi Pelajaran Kebangsaan.

3.0 SEJARAH PENUBUHAN SEKOLAH TEKNIK dan VOKASIONAL DAN PERTUKANGAN

Penubuhan sekolah teknik bermula pada tahun 1905. Sekolah teknik pertama ialah Sekolah Teknik Treacher yang dikelolakan oleh Jabatan Kerjaya Raya Negeri-negeri Melayu Bersekutu. Tujuan penubuhan sekolah teknik ini adalah untuk melahirkan pembantu-pembantu jurteknik di Jabatan Kerja Raya, Jabatan Keretapi Tanah Melayu dan Jabatan Ukur.

Pada tahun 1914, telah berlaku perang dunia kedua menyebabkan semua jabatan-jabatan tersebut ditutup. Sekolah teknik juga turut ditutup. Pada tahun 1918, sekolah teknik telah dibuka semula dan telah diambil alih oleh Jabatan Pelajaran pada tahun 1931. Sekolah teknik ini telah menerima pelajar-pelajar dari agensi swasta pada tahun 1933. Antara kursus yang diperkenalkan ialah kejuruteraan awam, kejuruteraan mekanikal dan kejuruteraan ukur.

Sekolah pertukangan atau Trade School bermula pada tahun 1926 dengan tertubuhnya 4 buah sekolah pertama di Kuala Lumpur. Guru terdiri daripada orang eropah yang ditadbir oleh seorang pengetua dibawah kelolaan Jabatan Pelajaran. Bertujuan untuk melahirkan mekanik-mekanik terlatih untuk memenuhi keperluan di Jabatan Keretapi dan di sekolah-sekolah untuk mata pelajaran pertukangan. Murid akan mengikuti kursus selama 3 tahun. Latar belakang murid kebanyakkannya merupakan pelajar yang gagal untuk meneruskan pelajaran ke sekolah menengah. Tiga mata pelajarn menjadi teras iaitu seni perusahaan, sains pertanian dan sains rumah tangga.

4.0 PENUBUHAN POLITEKNIK DI TANAH MELAYU

Pada tahun 1964, Bahagian Pendidikan Teknikal dan Vokasional (BPTV), Kementerian Pelajaran Malaysia telah ditubuhkan dan dipertanggungjawab untuk mempromosikan pendidikan teknikal dan vokasional. Bahagian ini seterusnya diberi status jabatan dan dinamakan Jabatan Pendidikan Teknikal (JPTek) pada tahun 1995. Selain merangka polisi, jabatan baru ini juga bertanggungjawab menentukan halatuju pendidikan teknikal dan vokasional selaras dengan program pengindustrian dan modernisasi Negara. Satu badan khusus telah ditubuhkan bertanggungjawab dalam mengurus politeknik iaitu Bahagian Pengurusan Politeknik.

  Pendidikan Politeknik mula diperkenalkan di Malaysia melalui Pelan Colombo pada tahun 1969 dengan penubuhan politeknik pertama iaitu Politeknik Ungku Omar, Ipoh. Ini dikukuhkan lagi melalui satu resolusi yang telah dipersetujui oleh Jemaah Kabinet dalam Pelan Perlaksanaan Pendidikan (1979) dan Pelan Industri Kebangsaan pada tahun 1985 – 1995. Keputusan Jawatankuasa Kabinet mengenai latihan(1991) sekali lagi memberi ruang kepada penambahan bilangan politeknik dan penawaran kursus-kursus bagi memenuhi permintaan tenaga separa profesional dalam bidang kejuteraan, perdagangan dan hospitaliti.
 Perubahan struktur kabinet kerajaan Malaysia pada tahun 2004 telah mengubah pengurusan politeknik daripada Kementerian Pelajaran Malaysia ke kementerian baru iaitu Kementerian Pengajian Tinggi dimana pengoperasian politeknik diletakkan di bawah Jabatan Pengajian Politeknik dan Kolej Komuniti (JPPKK) yang ditubuhkan pada Tahun 2005. Bermula 1 September 2007, Bahagian Pengurusan Politeknik dikenali sebagai Sektor Pengurusan Politeknik dan diketuai oleh Timbalan Ketua Pengarah (Pengurusan Politeknik), Tn Hj Mokhlis bin Jaafar.

5.0 PENUBUHAN BAHAGIAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN VOKASIONAL
Bahagian Pendidikan Teknik dan Vokasional ( BPTV )ditubuhkan pada tahun 1964. Pada awalnya, penubuhan bahagian ini berfungsi untuk memastikan kesinambungan polisi pendidikan dan perkembangan Pendidikan teknik dan vokasional di Malaysia.
Antara bidang operasi yang terdapat di BPTV pada ketika itu ialah menyediakan perkhidmatan dalam penyelidikan, perancangan, pelaksanaan, pengkoordinasian, pengawasan dan pemantauan perkembangan pendidikan teknik dan vokasional sebagai agensi pusat untuk Sekolah Menengah Teknik dan Vokasional. Dalam usaha menyelaraskan setiap bidang operasi yang ada di BPTV maka tujuh buah unit diwujudkan, iaitu:
1. Unit Ketukangan Kejuruteraan
2. Unit Perdagangan
3. Unit Ekonomi Rumah Tangga (ERT)
4. Unit Sains Pertanian
5. Unit Kursus Pendek
6. Unit Politeknik
7. Unit Pentadbiran
  Pada tahun 1986, unit di dalam BPTV telah bertambah menjadi sepuluh unit iaitu:
1. Unit Kejuruteraan Awam
2. Unit Kejuruteraan Elektrik
3. Unit Kejuruteraan Mekanikal
4. Unit Perdagangan
5. Unit ERT
6. Unit Sains Pertanian
7. Unit Pembangunan
8. Unit Pengurusan pelajar
9. Unit Pengurusan
10. Unit Pentadbiran

Bahagian Pendidikan Teknik dan Vokasional dinaik taraf dan bertukar nama sebagai Jabatan Pendidikan Teknikal pada tahun 1995.


6.0 PENUBUHAN MAKTAB PERGURUAN TEKNIK
Selaras dengan syor-syor dalam Penyata Razak dan Penyata Rahman Talib tentang pendidikan teknik dan vokasional, Jawatankuasa Penyemak Dasar Pelajaran 1960 mencadangkan sebuah maktab perguruan teknik ditubuhkan selewat-lewatnya pada tahun 1962. Oleh itu dalam bulan Jun 1960, Kerajaan Persekutuan telah bersetuju untuk mendapatkan pakar teknik dari Kanada bagi mengkaji penubuhan maktab perguruan teknik di negara ini.
Kemudian pada bulan Jun 1961, dengan kerjasama Kerajaan Kanada melalui Rancangan Colombo, dua orang pakar pendidikan teknik dan vokasional Kanada iaitu Encik C.C. Aschroft, pakar kejuruteraan dan bekas Pengetua Maktab Perguruan Teknik Ontario, Kanada dan Encik D.T. Dingwell, bekas guru teknik di Junior Technical Trade School, Kuala Lumpur (1956-1958) telah datang ke negara ini untuk membuat kajian. Hasilnya, mereka telah mengesyorkan kepada kerajaan beberapa langkah yang perlu diambil termasuklah anggaran perbelanjaan pembinaan bangunan, reka bentuk bangunan, bengkel, makmal, kurikulum dan sebagainya.
Berikutan itu, satu perjanjian kerjasama lima tahun telah ditandatangani antara Kerajaan Persekutuan Tanah Melayu dengan Kerajaan Kanada. Mengikut perjanjian tersebut, Kerajaan Kanada bertanggungjawab untuk menyediakan tenaga pengajar, merangka data kursus dan menganjurkan latihan untuk kakitangan tempatan di Kanada.
Dengan itu lahirlah Maktab Perguruan Teknik (MPT) pada 17 Mei 1962, selepas tibanya sekumpulan guru teknik dan vokasional dari Kanada yang diketuai oleh Encik B.F. Addy. Bangunan MPT yang pertama terletak di Jalan Damansara, Kuala Lumpur. Bangunan ini adalah bekas bangunan Kolej Perempuan Melayu (Malay Girl's College) yang telah berpindah ke Seremban, Negeri Sembilan. Kemudian pada akhir tahun 1967 apabila perkhidmatan kakitangan dari Kanada tamat, semua tanggungjawab untuk mengurus maktab ini diambil alih oleh pegawai-pegawai tempatan.
Peranan maktab ini telah menjadi bertambah penting dengan terlaksananya Sistem Pelajaran Aneka Jurusan dalam tahun 1965 yang memperkenalkan empat mata pelajaran baru di peringkat sekolah menengah rendah, iaitu Seni Perusahaan, Sains Pertanian, Perdagangan dan Sains Rumah Tangga.
MPT mula mengendalikan Kursus Pertukangan pada awal tahun 1970, apabila jabatan berkenaan di Maktab Perguruan Pertukangan di Kuantan dipindahkan ke sini. Pada tahun 1972 kursus Pengajian Perdagangan pula dimulakan apabila Jabatan Pengajian Perdagangan Maktab Perguruan Ilmu Khas dipindahkan ke maktab ini dalam usaha menggabungkan jurusan teknik dan vokasional.
MPT juga telah mengendalikan latihan perguruan dalam tiga komponen kursus Kemahiran Hidup: Ekonomi Rumah Tangga, Kemahiran Manipulatif Tambahan dan Pertanian sejak 1989 sehingga kursus-kursus tersebut dipindahkan ke Maktab Perguruan Batu Pahat dalam tahun 1992.
Mulai tahun 2006, MPT dinaiktarafkan dengan kemampuan menganugerakan Ijazah Perguruan kepada para pelajarnya. Ia mula dikenali sebagai Institut Perguruan Teknik (IPTKL).

7.0 PENUTUP
Bagi merealisasikan impian negara iaitu menjadikan Malasia sebgai negara maju menjelang tahun 2020, maka pelbagai perubahan perlu dibentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman yang lalu. Kita hendaklah memastikan bahawa setiap perancangan dan tindakan selari dengan dasar yang telah digariskan oleh kementerian seperti Dasar Pendidikan Kebangsaan, Pelan Induk Pembangunan Pendidikan, Falsafah Pendidikan Kebangsaan dan sebagainya.

Setiap guru perlu membuat anjakan dalam proses pembelajaran dan pengajaran selari dengan perubahan globalisasi yang berlaku. ICT merentas kurikulum boleh dipraktikkan oleh guru sebagai salah satu bahan bantu mengajar di dalam kelas.


8.0 BIBLIOGRAFI

Emat, Y. (2005). Pendidikan Teknik dan Vokasional di Malaysia. Petaling Jaya, Selangor: IBS Buku Sdn. Bhd.
Keow, C. L. (2008). Falsafah dan Pendidikan di Malaysia. Kuala Lumpur: Kumpulan Budiman Sdn. Bhd.

25 Februari 2009

KANAK-KANAK AUTISME: CIRI-CIRI DAN IMPLIKASI DALAM PROSES PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN


KANAK-KANAK AUTISME: CIRI-CIRI DAN IMPLIKASI DALAM PROSES PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN
Oleh:
Khairul Anwar Bin Sharin
INSTITUT PENDIDIKAN GURU MALAYSIA
KAMPUS PENDIDIKAN TEKNIK KUALA LUMPUR

1.0 PENDAHULUAN
Autisme bermula sejak awal 20 masihi lagi. Perkataan autisme berasal daripada perkataan bahasa Greek iaitu “autos” yang bermaksud sendiri. Dalam situasi ini, autos merujuk kepada seseorang yang hidup dalam dunianya sendiri. Seorang ahli psikologi dari Harvard iaitu Leo Kanner telah memperkenalkan istilah austis pada tahun 1943 berdasarkan pemerhatian beliau terhadap penghidap autisme yang menunjukkan respon yang negatif dalam berkomunikasi dengan orang lain, pengasingngan diri, keadaan yang tidak fleksibel dengan orang lain dan cara komunikasi yang berbeza daripada orang biasa. Hasil kajian, (Michael Waldman, Sean Nicholson,& Nodir Adilov, 2006), di dalam jurnalnya yang bertajuk “Does Television Cause Autism?” menyatakan bahawa 1 daripada 166 kanak-kanak di dunia merupakan penghidap autisme.
Menurut kamus Oxford Advance Learner autism ialah a mental condition in which a person is unable to communicate or form relationships with other. Kamus Electronik Encarta terbitan Microsoft Coporation pula menyatakan bahawa autisme ialah a disturbance in phycological development in which use of language, reaction to stimuli, interpretation of the world, and the formation of relationships are not fully established and follow unusual pattern. Maka, dapat disimpulkan di sini, autisme merupakan ganguan psikologi terhadap perkembangan komunikasi, gerakan tubuh badan, sikap, emosi, sosial, dan sentuhan.
Menurut Dr. Widowo Judarwanto di dalam jurnalnya yang bertajuk “Pencegahan Autis Pada Anak”, kebiasaanya autistik tidak langsung mempedulikan suara, penglihatannya ataupun perkara-perkara yang berlaku dipersekitaran mereka. Sekiranya mereka memberi reaksi terhadap sesuatu perkara, kebiasaanya, reaksi mereka langsung tidak menyentuh mengenai perkara tersebut, malah adakalanya mereka tidak langsung memberi apa-apa reaksi.

2.0 CIRI-CIRI KANAK-KANAK AUTISME
2.1 Komunikasi dan Bahasa

Menurut Dr. Widowo, penghidap autisme biasanya mengalami masalah gangguan dalam komunikasi. Mereka lambat untuk bercakap dan ada sesetengahnya gagal secara total untuk bercakap. Sekiranya mereka dapat bercakap, mereka hanya bercakap untuk masa yang singkat, tidak dalam waktu yang lama. Menariknya, mereka hanya mampu untuk menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mereka mampu untuk meniru apa yang orang lain katakan, tetapi mereka gagal untuk memahami maksud kata-kata tersebut.

2.2 Kognitif
Autisme merupakan masalah dalam mental penghidapnya. Maka, ia turut memberi kesan dalam perkembangan kognitif mereka. Menurut (Michael Waldman, Sean Nicholson,& Nodir Adilov, 2006) dalam jurnalnya menyatakan bahawa kanak-kanak autisme ini mengalami masalah separa buta akal. Mereka kurang memahami konsep pemahaman yang difikirkan oleh orang lain. 

2.3 Interaksi Sosial
Dr. Widowo menyatakan bahawa penghidap autisme biasanya mengelakkan diri untuk bertentang muka dengan orang lain. Mereka tidak menyahut apabila mereka dipanggil tetapi hanya menolehkan muka kepada orang yang memanggil mereka. Kebiasaannya penghidap autisme akan merasa tidak selesa jika mereka ini dipeluk, tetapi mereka tidak menolak pelukan tersebut. Sekiranya mereka menginginkan sesuatu mereka akan memegang tangan orang yang berhampiran dengan mereka dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Mereka tidak akan berasa selesa sekiranya waktu mereka bermain ada orang lain cuba untuk mendekati mereka dan mereka akan mengambil tindakan untuk menjauhkan diri daripada orang tersebut.

2.4 Ganguan Emosi
Menurut Dr. Widowo lagi, kebanyakan penghidap autisme, mengalami masalah emosi yang tidak seimbang. Kadangkala mereka akan ketawa, menangis atau marah seorang diri tanpa sebab yang munasabah. Mereka ini mempunyai sikap panas baran yang sukar dikawal terutama apabila mereka gagal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ini boleh menyebabkan mereka menjadi manusia yang agresif.

2.5 Perangai dan Sikap
Dr. Widowo menafsirkan bahawa kanak-kanak autisme ini senang untuk diuruskan apabila meletakkan sesuatu barang pada tempat-tempat yang tertentu. Kadangkala, kanak-kanak ini akan berubah sikap menjadi kanak-kanak yang hiperaktif terutamanya apabila mereka berhadapan dengan suasana yang asing buat mereka. Mereka akan meniru perbuatan yang dilihatnya seperti burung yang sedang terbang. Mereka akan melambai-lambaikan tangan seolah-olah mereka juga ingin terbang. Ibu bapa dan guru perlu memberikan perhatian yang lebih kepada kanak-kanak autisme kerana mereka mampu untuk mencederakan diri mereka seperti menghantukkan kepala mereka ke dinding. Kadangkala juga, mereka akan bersikap pasif dengan berdiam diri sambil merenung dengan renungan yang kosong. Perubahan sikap yang ditunjukkan seperti marah dengan tiba-tiba dan memberi perhatian yang bersungguh-sungguh terhadap sesuatu perkara.


2.6 Kesan Sentuhan Fizikal
Hasil kajian Dr. Widowo menunjukkan bahawa kebanyakkan penghidap autisme sangat sensitif terhadap cahaya, bunyi, sentuhan, rasa dan ciuman. Kebiasaannya penghidap autisme mengalami tabiat suka menjilat, menggigit, atau mencium apa sahaja barang termasuklah barang mainan mereka. Mereka akan menutup telinga apabila mereka terdengar bunyi kuat. Apabila kanak-kanak autisme ingin dimandikan mereka akan menangis apabila rambut mereka dibasahkan. Mereka juga tidak selesa jika mereka dipakaikan dengan pakaian-pakaian yang tertentu menyebabkan ibu bapa sukar untuk menguruskan pakaian mereka. Mereka amat tidak selesa dengan pelukan atau rabaan. Mereka akan cuba mengelak atau melepaskan diri daripada perbuatan tersebut.

3.0 IMPLIKASI KANAK-KANAK AUTISME DALAM PROSES PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN

Guru memainkan peranan penting dalam menguruskan kanak-kanak autisme di sekolah. Ini kerana kanak-kanak autisme ini sukar dikenal pasti secara melalui fizikal semata-mata. Mereka mengalami masalah komunikasi yang kronik sehingga mereka tidak mampu untuk mengenal pasti riak air muka, bahasa tubuh, isyarat atau perlambangan, dan nada suara yang berbeza bagi menafsirkan perasaan.

Menurut Vacca (2007) dalam jurnalnya yang bertajuk Autistic Children Can Be Taught To Read menyatakan bahawa pemikiran imaginasi kanak-kanak autistik sentiasa berkurangan, maka penulisan dan pembacaan yang kreatif terlalu sukar untuk difahami oleh mereka. Maka, guru perlu mengajar dalam bentuk yang lebih fakta dan konkrit. Sebagai contohnya, guru menanyakan soalan fakta seperti “Apa yang berlaku disini?, apa yang akan berlaku seterusnya?” dan sebagainya. Vacca (2007) percaya bahawa adalah lebih baik sekiranya guru menggunakan bahan yang realiti berbanding bahan yang berbentuk fantasi.

Menurut Vacca (2007) lagi, beliau menyatakan bahawa guru perlu menjadikan aktiviti membaca untuk autistic suatu aktiviti yang menyeronokkan dengan menggunakan Authetic High Interest Visual Material. Berdasarkan journal beliau, Grandin (2002) menyatakan bahawa kanak-kanak autisti memiliki pemikiran visual. Mereka tidak memikirkan bahasa tetapi dalam bentuk gambar rajah.

Menurut Vacca (2007) , beliau menyatakan lagi dalam kajian beliau bahawa dalam memulakan pengajaran untuk kanak-kanak autistik, guru perlu mengikut minatnya terlebih dahulu. Sebagai contohnya, guru meminta kanak-kanak autistic melukis kartun lawak dan kemudian menulis penerangan mengenai kartun tersebut dibawah gambar tersebut.

Apabila mereka selesai dalam melakukan sesuatu tugasan, berikanlah kata-kata pujian walaupun adakalanya mereka tidak memahami pujian tersebut. Ganjaran juga boleh diberikan seperti melebihkan masa bermain mereka kerana mereka telah berjaya melakukan sesuatu tugasan.

Semasa mengajar, guru digalakkan untuk menggunakan kata-kata, foto-foto, gambar rajah, lambang atau isyarat bagi membantu mereka untuk meluahkan perasaan mereka. Keprihatinan guru dalam mengenal pasti perasaan mereka adalah perlu agar emosi dan perasaan mereka tidak mempengaruhi tingkah laku mereka cenderung ke arah negatif seperti mencederakan diri atau orang lain.


4.0 PENUTUP
Penyakit kecacatan pada mental yang memberi kesan sepanjang hidup ini terlalu sukar untuk dipulihkan. Maka, adalah menjadi tanggungjawab kepada semua pihak terutamanya guru-guru dalam mengenal pasti setiap ciri-ciri kanak-kanak autisme ini supaya dapat berhadapan dengan mereka dengan bijak dan menggunakan segala kemahiran yang ada dalam membentuk mereka menjadikan seperti kanak-kanak yang lain. Kesabaran dan ketabahan diperlukan dalam menguruskan kanak-kanak autisme ini kerana tanpa kesabaran dan ketabahan yang tinggi menyebabkan kanak-kanak ini akan terus cacat seumur hidup mereka.



5.0 RUJUKAN
5.1 Rujukan Utama
1. Judarwanto, D. W. (n.d.). Pencegahan Autis Pada Anak. Phycology , 1-11.
2. Michael Waldman, Sean Nicholson,& Nodir Adilov. (2006). Does Television Cause Autism? Psycology , 1-44.
3. Vacca, J. S. (2007). Autistic Children Can Be Taught To Read. Psychology , 54-61.

5.2 Rujukan Tambahan
1. Haliza Hamzah, Joy N. Samuel & Rafidah Kastawi. (2008). Perkembangan Kanak-kanak Untuk Program Perguruan Pendidikan Rendah Pengajian Empat Tahun. Kuala Lumpur: Kumpulan Budiman Sdn. Bhd.
2. Jaafar, J. L. (2002). Psikologi Kanak-kanak dan Remaja. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
3. Meng, E. A. (2002). Psikologi Pendidikan 1 : Psikologi Perkembangan (Semester 1). Shah Alam, Selangor: Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd.
4. Wehmeirer, S. (2006). Oxford Advenced Learner's Dictionary. New York: Oxford Univercity Press.
5. Veenstra-VanderWeele, Jeremy. "Autism." Microsoft® Student 2008 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2007. 




23 Februari 2009

Sirah Junjungan



Diantara… kebatuan cadas, padang pasir, panas matahari membakar kulit. Di tanah Mekah, bangunan kukuh Kaabah yang sejak awal dibangun untuk menyembah yang Maha Kuasa kini telah berubah dikelilingi berhala. Kejahiliahan membuat perilaku menjadi amat rendah dan nista. Budak dan hamba abdi menjadi binatang yang tak berharga, wanita hanya jadi pemuas nafsu belaka, anak perempuan dikuburkan hanya untuk ditertawa riakan oleh sang ayah yang tidak rela memiliki anak perempuan. Berhala-berhala disimpan, dijadikanpenyembahan kepada jalan kegelapan. Berhala menjadi sesembahan mereka bernama Lata Uzza


Dalam pada kerosakan dan kejahiliahan kaum Quraisy. Seorang wanita dirundung kepedihan tatkala suami tercinta pulang ke alam baqa, padahal di perut dikandung janin yang amat dicinta. Ketika terlahir bayi yang amat molai rupawan, bayi inilah yang menjadi cahaya menerangi gelitanya kesesatan. Di saat bayi ini dilahir- kan, tangisannya menyebabkan dinding Istana Kisra retak dan beberapa menaranya runtuh. Api di kuil Parsi padam. Air di tasik sawah menjadi kering. Berhala-berhala di sekeliling Kaabah tumbang. Bayi yang kelak menjadi perkasa, mengukuhkan empat tembok tinggi kisah. Bayi inilah yang terlahir menjadi pemadam api sesembahan kaum Majushi. Di tahun gajah, telah lahir bayi mulia Muhammad bin Abdullah.

Muhammad tampil menjadi cahaya bagi lingkungannya. Tidak hanya sebagai penyejuk tetapi juga sebagai penegak hilar-bilar keadilan. Beliau tegak bagai karang yang kukuh menghadapi kebatilan. Hiful fudul adalah cahaya yang mulai berkibar untuk menegakkan kebenaran dalam kegelapan kejahiliahan.

Di telapak tangannya Muhammad terdapat api yang menyala yang dapat menunjukkan jalan yang benar sedangkan di dalam darahnya mengalir akidah yang kuat yang sentiasa siap untuk menentang sesiapa yang membangkang, dan sesungguhnya sudah menjadi sunatullah, setiap perubahan selalu mendapat tentangan. Kaum Musyrikin Quraisy seakan tidak rela, Muhammad mencerai-beraikan keluarga mereka, Muhammad akan menggantikan sembahan mereka, Muhammad akan meruntuhkan peradaban mereka. Maka, bermulalah siksaan datang.

Cinta kepada Allah… Cinta kepada Rasul! Membuat ringan setiap derita. Ujian tidak terhenti. Kekejaman bermaharajalela. Kehilangan sanak saudara. Yang lebih menyedihkan ialah apabila Muhammad kehilangan bapa saudaranya Abu Talib yang meninggal di saat belum sempat memeluk agama Islam. Derita semakin terusai dan yang lebih memilukan apabila isteri tercinta pula, Siti Khadijah, penyejuk di kala batin resah, yang meneguhkan di kala goyah, yang rela menafkahkan harta, tenaga demi dakwah, dipanggil oleh Yang Maha Pencipta. Rasulullah Muhammad S.A.W betul-betul pilu kehilangan isteri, kekasih, penyejuk dan peneguh. Hampir seperempat abad mendampingi suka duka. Itulah tahun kedukaan bagi baginda.

Kematian Abu Talib telah meruntuhkan benteng-benteng penghalang kemarahan orang-orang Quraish terhadap Muhammad. Kalau dulu Abu Talib adalah pembela Muhammmad tetapi sejak ketiadaan bapa saudaranya itu, orang-orang Quraisy makin bermaharajalela. Ke mana sahaja Muhammad pergi, pasti baginda akan direjam dengan batu bahkan ditaburkan pasir di atas kepala, dibaling dengan najis namun baginda menghadapi kekejaman musuh dengan perisai kesabaran dan istiqamah.

Kesakitan yang dilalui sama sekali tidak mampu menghentikan nafas perjuangan kaummuslimin sehingga kemajuan Islam semakin pesat. Baginda Muhammad berjaya memujuk tokoh-tokoh utama Quraish untuk masuk Islam lantaran golongan Quraish menjadi marah dan mengadakan pakatan untuk menyekat ekonomi kaum muslimin. Setelah 3 tahun kaum muslimin terpaksa berdepan dengan berbagai rintangan dari kaum Quraish dan selama itu juga mereka berlindung di Lembah Abu Talib, akhirnya Muhammad sudah tidak lagi sanggup melihat kesakitan dan kezaliman orang-orang Quraish terhadap kaum muslimin. Ramai yang menderita lalu Muhammad mengarahkan supaya kaum muslimin kembali ke rumah masing-masing untuk berdepan dengan orang Quraish manakala sahabat-sahabatnya diputuskan berhijrah ke Madinah untuk mencari penempatan baru.

Hijrah Rasulullah S.A.W ke Madinah merupakan langkah awal dari proses terbentuknya Darul Islam yang pertama di muka bumi saat itu. Rasulullah berjaya meletakkan asas-asas penting bagi negara ini iaitu pembi- naan masjid, mempersaudarakan sesama kaum Muslimin dan mengatur kehidupan sesama kaum Muslimin. Dalam masa yang cukup singkat, Baginda berjaya dengan cemerlang untuk membentuk Madinah menjadi Daulah Islamiyah yang bertamadun tinggi.

Bagi kaum Quraisy , tidak ada sebab yang lebih berkesan untuk membangkitkan pertempuran dan kemarahan orang Islam selain tumpahnya darah melalui peperangan. Bahkan Nabi pun terhujam di Bukit Uhud. Luka menganga. Hamzah singa Allah terhujam, dirobek, dikunyah jantungnya oleh Hendon. Tidak pernah rugi bagi seorang yang beriman, diberi nikmat dia bersyukur maka syukur menjadi kebaikan, Diberi ujian dia bersabar maka sabar menjadi kebaikan

Rasulullah dengan para sahabat masih meneruskan dakwah dengan berangkat masuk semula ke Mekah. Perjalanan untuk menunaikan kewajipan yang pasti penuh dengan pengorbanan tetapi tidak pernah ada kerugian bagi orang-orang yang mahu berkorban ke jalan yang diredhai Allah S.W.T. Akhirnya, baginda berjaya membawa Abu Sofyan mengakui “Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, Nabi Muhammad pesuruh Allah”.

PENCAPAIAN DAN SUMBANGAN TOKOH-TOKOH ISLAM DALAM BIDANG PERUBATAN

PENCAPAIAN DAN SUMBANGAN TOKOH-TOKOH ISLAM DALAM BIDANG PERUBATAN
oleh:
Khairul Anwar Bin Sharin dan Anas Syafik Zulkipli
INSTITUT PENDIDIKAN GURU MALAYSIA
KAMPUS PENDIDIKAN TEKNIK KUALA LUMPUR


1.0 PENGENALAN

Semua ahli sejarah moden mengakui bahawa perkembangan ilmu
perubatan di barat banyak dipengaruhi oleh perubatan muslim. Sebelum abad ke-14, tidak ada ilmu yang bernilai dipraktikkan di Eropah melainkan sesudah kedatangan ilmu perubatan ke sana, kemudian apabila ilmu perubatan Islam sampai ke sana, ilmu perubatan muslim telah dikaji dengan bersungguh-sungguh oleh penuntut-penuntut di Eropah. 

Tanpa kita sedari, seabad yang lalu iaitu dalam abad ke-19 masihi, ilmu perubatan muslim mula dihapuskan di dalam kurikulum ilmu perubatan di Eropah. Mereka mula menyatakan bahawa tokoh-tokoh ilmuan mereka adalah yang pertama membuat penemuan-penemuan baru seperti Corpernicus (meninggal dunia 1543) adalah tokoh pertama dalam bidang Astronomi dan Paracelsus (meninggal dunia 1541) adalah tokoh dalam bidang perubatan dan kimia.

Ilmu perubatan muslim bermula pada zaman Bani Umayyah (661-720 masihi) dan berkembang pesat dalam zaman Abbasiyah (750-1258 masihi). Islam sangat menitikberatkan kesihatan umatnya. Kehebatan para ilmuan Islam ketika itu adalah mereka yang pakar dalam bidang sains falsafah dan dalam bidang perubatan adalah orang yang sama dan mereka ini dipanggil “Hakim”.

Tahukah anda, bahawa kebanyakkan ilmu perubatan muslim dicedok dari ilmu perubatan di Parsi, Yunani, India, dan Mesir. Maka, ilmu perubatan muslim terpancar sebagai integrasi antara- teori-teori perubatan Yunani, warisan Hippokrates selain daripada pengalaman bangsa Parsi dan India kerana para doktor Parsi dan India berkepakaran khusus dalam bidang pharmakologi. 

Dalam bidang perubatan, begitu ramai ahli dan sarjana perubatan wujud bagi mengembang ilmu perubatan diserata dunia. Antara sarjana perubatan muslim yang terawal ialah AL-HARITH IBN KALADAH (634M) yang berasal dari Thaif dan mula mempelajari ilmu perubatan di Yaman dan mempelajari ilmu ubat-ubatan di Parsi.

Dalam kajian ini, akan membicarakan beberapa orang tokoh sarjana perubatan Islam yang agung yang banyak memberi sumbangan dalam perkembangan Islam seperti Ibnu Sina , Abu Qasim Al-Zahrawi dan Al-Razi.

2.0 IBNU SINA BAPA SEJARAH SAINS

2.1 Latar Belakang 

Avicenna adalah satu nama yang sentiasa meniti dibibir-bibir masyarakat barat di Eropah. Kehebatan beliau bukan sahaja dalam bidang perubatan bahkan dalam bidang falsafah beliau banyak mempengaruhi kebudayaan di barat. Nama sebenar beliau ialah Abu Ali Al- Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Anak berbangsa Parsi ini, dilahirkan di desa Afshanah dekat kota Kharmaitan Propinzi Bukhara Afghanistan pada 375 Hijrah bersamaan 985 Masihi. 

Beliau mula menimba ilmu secara tidak formal sejak usia 5 tahun lagi. Hasil bimbingan sahabat karib ayahnya Abu Abdullah Natili, seusia 10 tahun beliau sudah berjaya menghafal Al-Quran. Dalam usia 10 tahun juga, beliau telah memumtazkan diri dalam cabang ilmu agama seperti fiqh, ususluddin, tafsir, tassawuf dan sebagainya. Antara bidang ilmu kemanusiaan yang berjaya dikuasainya ialah kedoktoran, falsafah, geometri, astronomi, matematik, sastera, muzik, politik, fizik, kimia dan kosmologi.

Pada usia meniti 18 tahun beliau telah dianugerahkan gelaran “Doktor Di-Raja” setelah beliau berjaya mengubati penyakit Sultan Nuh 11 bin Mansur di Bukhara pada tahun 378 Hijrah bersamaan 997 Masihi yang gagal diubati oleh doktor-doktor lain. Kehebatan dan kepakaran beliau membawa beliau digelar al-Syeikh al-Rais (Mahaguru Pertama).

Sepanjang hidupnya, beliau telah banyak memberi sumbangan khususnya dalam bidang perubatan sebelum beliau menghembuskan nafas beliau yang terakhir di Hamdan ,dalam usia 58 tahun pada bulan Ramadhan 428 Hirah bersamaan 1037 Masihi.

2.2 Sumbangan dan Pencapaian Ibnu Sina

2.2.1 Hasil Tulisan dan Ensiklopedia

Sebagai seorang ahli perubatan dan falsafah serta dalam masa yang sama beliau banyak terlibat dalam bidang-bidang lain, beliau banyak menghasilkan karya-karya dan tulisan sebagai panduan dalam sesuatu bidang khususnya dalam bidang perubatan. Beliau telah menghasilkan 250 karya yang masih kekal sehingga hari ini termasuk 116 karyanya khas dalam bidang perubatan.

Antara karya beliau yang terkenal adalah “Al-Qanun Fi Al-Tibb” (Peraturan Perubatan) yang terdiri daripada 14 jilid diterbitkan di Rom pada tahun 1593 dan telah dianggap sebagai himpunan perbendaharaan ilmu perubatan. Karyanya ini telah dialih bahasa ke bahasa Latin oleh Gerard Cremona sebaik sahaja beliau berpindah ke Toledo, Sepanyol dalam kurun ke-12 Masihi. Kehebatan karya beliau menjadikan karyanya sebagai sumber rujukan utama di universiti-universiti terkemuka di Eropah terutamanya di Itali dan Perancis sehingga kurun ke-17. Misalnya di Sekolah Tinggi Kedoktoran Montpellier dan Louvin telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke 17 M. Sementara itu Prof. Phillip K. Hitpi telah menganggap buku tersebut sebagai "Ensiklopedia Kedoktoran". Karyanya ini, telah cetak semula sebanyak 16 kali, 15 kali dalam bahasa Latin dan satu kali dalam bahasa Yahudi. Menjelang abad ke-16, karyanya ini telah dicetak sebanyak 21 kali. Dalam jangka masa tidak sampai 100 tahun, karya tersebut telah dialih bahasa ke 15 buah bahasa antaranya bahasa Inggeris yang dikenali sebagai Precepts of Medicine.

Selain daripada “Al-Qanun Fi Al-Tibb”, Ibnu Sina juga telah menulis satu karya yang bertajuk Remedies for The Heart yang mencangkirkan sajak-sajak mengenai perubatan. Dalam buku beliau ini, terdapat 760 jenis penyakit beserta dengan cara untuk menawarkan penyakit-penyakit tersebut.

2.2.2 Teori-teori dan Pendapat

Penulis-penulis barat menganggap Ibnu Sina sebagai “Bapa Doktor” kerana beliau telah menggabungkan teori perubatan Yunani Hippocrates dan Galen juga pengalaman daripada sarjana perubatan di India dan Parsi bersama pengalaman beliau sendiri menghasilkan penemuan-penemuan baru yang lebih baik dari sebelumnya. Beliau berpendapat bahawa perubatan adalah satu cabang ilmu mengenai kesihatan dan sakit pada tubuh manusia.

Beliau telah memperkenalkan satu cabang ilmu perubatan iaitu ilmu perubatan psikosomatis atau “psychosomatic medicine” yang menggabung ilmu psikologi dan perubatan dalam membantu pesakit yang mengalami ganguan emosi dalam hidup. Beliau telah memperluaskan ilmu diagnosis melalui denyutan jantung (pulse diagnosis) untuk mengenal pasti dalam masa beberapa detik sahaja ketidak - seimbangan humor yang berkenaan . Diagnosis melalui denyutan jantung ini masih dipraktikkan oleh para hakim (doktor-doktor muslim) di Pakistan, Afghanistan dan Parsi yang menggunakan ilmu perubatan Yunani. Seorang doktor dari Amerika (1981) menerangkan bahawa para hakim di Afghanistan, China, India dan Parsi sangat berkebolehan dalam denyutan jantung di tempat yang dirasai tetapi mutunya yang pelbagai .Ini merangkumi :
a. Kuat atau denyutan yang lemah. 
b. Masa antara denyutan. 
c. Kandungannya lembap di paras kulit dekat denyutan itu dan lain-lain lagi. 
Dari ukuran-ukuran denyutan jantung seseorang, hakim mungkin mengetahui dengan tepat penyakit yang dihidapi oleh pesakit.
Ibnu Sina percaya bahawa setiap tubuh manusia terdiri daripada empat unsur iaitu tanah, air, api dan angin. Keempat-empat unsur ini memberikan sifat lembap, sejuk panas, dan kering serta sentiasa bergantung kepada unsur lain yang terdapat dalam alam ini. Ibnu Sina percaya bahawa wujud ketahanan semula jadi dalam tubuh manusia untuk melawan penyakit. Jadi, selain keseimbangan unsur-unsur yang dinyatakan itu, manusia juga memerlukan ketahanan yang kuat dalam tubuh bagi mengekalkan kesihatan dan proses penyembuhan.
Ibnu Sina menyedari kepentingan emosi dalam pemulihan. Apabila pesakit mempunyai sakit jiwa disebabkan oleh pemisahan daripada kekasihnya , beliau boleh mendapati nama dan alamat kekasihnya itu melalui cara berikut:
Caranya adalah untuk menyebut banyak nama dan mengulanginya dan semasa itu jarinya diletakkan atas denyutan (pulse) apabila denyutan itu terjadi tidak teratur atau hampir-hampir berhenti , seseorang itu hendaklah mengulang proses tersebut. Dengan cara yang sedemikan , nama jalan , rumah dan keluarga disebutkan. Selepas itu , kata Ibnu Sina "Jika anda tidak dapat mengubat penyakitnya maka temukanlah si pesakit dengan kekasihnya , menurut peraturan syariah maka buatlah".(Terjemahan). 
2.2.3 Penemuan-Penemuan

Ibnu Sina adalah doktor perubatan yang pertama mencatatkan bahawa penyakit paru-paru (plumonary tuberculosis) adalah suatu penyakit yang boleh menjangkit (contagious) dan dia menceritakan dengan tepat tanda-tanda penyakit kencing manis dan masalah yang timbul darinya. Beliau sangat berminat dalam bidang mengenai kesan akal (mind) atas jasad dan telah banyak menulis berkenaan gangguan psikologi.
Ibnu Sina ialah tabib pertama yang secara tepat menerangkan meningitis, beliau juga telah menemui bagaimana jangkitan tibi berlaku, juga menerangkan penyakit yang menyebabkan penyakit kuning (jaundice). 

3.0 ABU AL-QASIM KHALAF PAKAR BEDAH MUSLIM

3.1 Latar Belakang

Masyarakat Eropah menggelar Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi sebagai Abucasis. Pakar bedah muslim yang terkenal itu dilahirkan pada 936M di Zahra yang terletak berdekatan dengan Cordoba, Sepanyol semasa pemerintahan Khalifah Abdur Rahman III. Abu Qasim meninggal dunia pada tahun 1013 dengan meninggalkan asas perubatan yang akan diingati sepanjang zaman.

3.2 Sumbangan dan Pencapaian

Di kalangan ahli perubatan Islam, beliau dikenali sebagai perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnosis) dan cara penyembuhan penyakit telinga, Abu Qasim telah merintis pembedahan telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran dengan cara memerhatikan secara saksama anatomi saraf-saraf halus, pembuluh-pembuluh darah dan otot-otot. 

Selain itu, beliau turut mempelopori pengembangan ilmu bagi penyakit kulit. Abu Qasim pernah mengarang beberapa buah buku tentang bidang kedoktoran dan peralatan-peralatannya dalam sebuah ensiklopedia perubatan bertajuk At-Tasrif liman ‘Azija ‘an at-Ta’lif yang menerangkan secara jelas diagram mengenai 200 peralatan pembedahan. Ilustrasi diagram tersebut memberi gambaran banyak peralatan yang boleh digunakan untuk keperluan perubatan pergigian.

Pada bahagian akhir buku karangannya yang mengandungi 30 bab itu, beliau menyatakan tentang luka dan cara pembedahannya, pengubatan tulang yang remuk, penyakit gigi sekali gus dengan kaedah perubatannya tentang pembakaran luka dan pembersihan kotoran dalam rahim selepas bersalin. Buku itu kemudian meletakkan dasar-dasar pengembangan kedoktoran pergigian di Eropah. Malah beberapa bahagian penting dalam buku tersebut telah diadaptasi oleh seorang ahli bedah Perancis yang terkenal di Eropah, Guy de Chauliac. Al-Tasrif diterjemahkan buat kali pertama dalam bahasa Latin oleh Gherard of Cremona dan diikuti oleh beberapa terbitan lain di Eropah.

Pada abad ke-12, secara umumnya kaedah perubatan kesihatan yang terbaik adalah di negara-negara Islam. Baghdad, misalnya, pada tahun 1160 mempunyai lebih daripada 60 buah klinik. Malah para doktor dan ahli farmasi di Baghdad perlu mendapat latihan secukupnya sebelum terjun ke dunia perubatan. Dr. Donald Campbell dalam bukunya, Arabian Medicine and Its Influence on the Middle Ages, mengakui bahawa buah fikiran Abu Qasim banyak dipengaruhi oleh sistem perubatan Barat. Di Eropah, beliau pernah menerima pujian sebagai ahli perubatan yang mempunyai reputasi tinggi seperti mana Galen dan Hippocrates. Sehingga abad ke-15, silibus pelajaran media di Universiti Tubingen masih menggunakan salah satu karya Abu Qasim iaitu Kitab al-Masnur. 

Sebahagian daripada penulisannya mengenai perubatan diterbitkan ke dalam bahasa Latin yang bertajuk Liber Theorical nec non Practiceas-Sharavii(1519). Bukunya yang lengkap mengenai ulasan pembedahan, Abulcasis de Chirurgia Arabice et Latine Cura Johannis Channing, telah diterbitkan di Venice pada 1479, Basla (1541) dan Oxford (1778). Karyanya yang lain ditemui dalam buku History of Medicine jilid I oleh M.Neuberger pada 1910 dan Carl Brockelmann menjumpai karyanya dalam buku Geschichte der Arabischen Literatur jilid I pada 1898.

4.0 AR-RAZI PAKAR FARMASITIKAL

4.1 Latar Belakang

Al-Razi merupakan seorang tokoh perubatan Arab yang terkenal pada Zaman Pertengahan. Nama sebenar beliau ialah Abu Bakr Muhammad Ibn Zakariya tetapi di kalangan masyarakat Eropah, beliau lebih dikenali dengan nama Rhazes. Beliau yang berbangsa Parsi dilahirkan di Rayy berhampiran Tehran, Iran pada tahun 864M bersamaan 251H.. 
Memandangkan minatnya yang tinggi dalam bidang tersebut, beliau telah dilantik sebagai ketua di sebuah hospital di Rayy setelah kembali dari Baghdad. Seterusnya beliau dilantik sebagai Pengarah di sebuah hospital utama di Baghdad semasa pemerintahan Adhud Daulah. Sebaik sahaja bersara, beliau kembali ke kampungnya di Rayy di mana beliau telah mengajar kesihatan di hospital tempatan dan menyambung minatnya dalam bidang penulisan. Al-Razi akhirnya meninggal dunia pada tahun 930 M.
4.2 Sumbangan 

Al-Razi telah memberi banyak sumbangan dalam pelbagai bidang. Beliau menjadi perintis dalam bidang pediatrik (berkaitan kanak-kanak), obstetrik (ilmu perbidanan) dan ophthalmologi (berkaitan mata). Walau bagaimanapun, jasa beliau dalam bidang perubatan memang tidak dapat dinafikan lagi. Beliau digelar "Bapa Pediatrik" oleh ahli sejarah kerana usahanya yang bersungguh-sungguh untuk mengubati penyakit kanak-kanak. Beliau juga orang yang pertama mengenalpasti penyakit 'hay fever' dan penyebabnya.
Al-Razi juga adalah orang yang pertama memperkenalkan alkohol (Bahasa Arab: Al-Kuhl) untuk tujuan perubatan. Beliau juga adalah pakar bedah yang terkemuka dan orang yang pertama menggunakan opium (dadah) untuk tujuan bius. Beliau juga menekankan kaitan antara makanan dan kesihatan. Beliau mengaitkan ini sebagai hasil pengaruh faktor psikologi terhadap kesihatan.
Al-Razi adalah orang yang pertama membincangkan mengenai penyakit katarak iaitu sejenis penyakit mata. Beliau pernah menjalankan pembedahan memulihkan selaput mata dengan cara menarik keluar lensa dan juga saintis pertama yang membincangkan mengenai pembesaran dan pengecilan pupil mata. Beliau menerangkan bahawa reaksi tersebut berlaku kerana tindak balas terhadap keamatan cahaya. 
Al-Razi juga pernah membuat kajian mengenai penyakit batu karang di mana beliau mendapati litoriti merupakan proses untuk menghancurkan batu karang dalam pundi-pundi kencing kepada bahan-bahan kecil supaya senang dikeluarkan melalui saluran kencing. Selain daripada itu, beliau juga telah memberikan sumbangan dalam usaha mengubati penyakit cacar dan campak. Al-Razi merupakan orang yang pertama membezakan kedua-dua penyakit ini seterusnya membuat kajian sistematis mengenai penyakit tersebut. Ini dicatatkan dalam buku beliau yang bertajuk Al-Judari wa al Habsah. 

Al-Razi juga telah memperkenalkan perkara-perkara berikut dalam ilmu farmasi:
a. Penggunaan ubat untuk melawaskan pembuangan air besar secara lembut
b. Penggunaan air sejuk untuk menyembuhkan demam yang melarat
c. Penciptaan benang seton dan pembakaran tisu untuk kes-kes luka
Al-Razi juga menekankan hubungan di antara doktor dan pesakit. Beliau menyarankan agar wujudnya ikatan kepercayaan antara kedua-dua pihak ini: "Komen yang positif daripada doktor akan menguatkan semangat pesakit, membuatkan mereka rasa lebih selesa serta membantu proses pemulihan". Beliau juga mengingatkan kepada para pesakit: "Bertukar-tukar doktor pula akan hanya membazirkan kesihatan, masa dan wang pesakit itu sendiri". 
4.3 Hasil Karya

Al-Razi telah menghasilkan 237 buah buku di mana 140 buah daripadanya adalah berkaitan bidang perubatan. Sepuluh buah daripada buku-buku perubatan tersebut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Antara kitab yang telah beliau hasilkan ialah Kitab al-Mansuri, Kitab al-Hawi Fit-Tibb, Kitab al-Muluki dan Kitab al-Judari wa al-Hasabah.
Kitab al-Hawi Fit-Tibb merupakan karya beliau yang termasyhur. Kitab ini juga dikenali sebagai 'Comprehensive Book' yaang merangkumi ilmu perubatan patologi dan terapi dari sumber-sumber Yunani, India dan Arab. Sepanjang hidupnya, beliau telah membuat pelbagai kajian mengenai ilmu perubatan. Beliau akhirnya telah menghimpunkan kesemua pengalaman perubatan tersebut ke dalam Ensiklopedia Perubatan yang berjumlah 20 jilid. Kitab al-Hawi merupakan pecahan terbesar di mana ia meliputi 9 jilid. Ia telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan nama 'Liber Continens' oleh doktor perubatan Yahudi berbangsa Sicily, Faraj Ibn Sallim (Farragut) pada 1279M dan diulang cetak beberapa kali pada 1509M di Venice dan juga 1528M, 1578M dan 1745M di Paris.
Kitab al-Mansuri pula merupakan kitab perubatan pertama yang ditulis oleh beliau. Ia dinamakan sempena nama pemerintah Rayy pada masa itu iaitu Mansur Ibn Ishaq. Ia telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada 1480M di Milan dan dikenali dengan nama 'Liber AlMansoris'. Ia mengandungi 10 jilid dan sebahagian daripadanya telah diterbitkan ke dalam bahasa Jerman dan Perancis. Terjemahan jilid ke-9 yang telah ditulis oleh Gerard Cremona dengan nama 'Nonus Al-Mansuri' adalah teks terkenal di Eropah sehingga kurun ke-16. 
Kitab al-Judari wa al-Hasabah pula adalah kajian menyeluruh yang pertama berkenaan penyakit cacar dan campak. Ia diterjemahkan ke dalam bahasa Latin buat kali pertama pada 1565M dan kemudian ke dalam bahasa-bahasa lain dan diulang cetak sehingga 40 edisi di antara 1498-1866M. Ia telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggeris oleh William A. Greenhill di London pada 1848M. Tesis berkenaan kedua-dua penyakit ini diiktiraf sebagai kajian sistematis yang sulung dalam sejarah perubatan. Pada masa yang sama juga, beliau telah menyarankan beberapa petua untuk merawat kedua-dua penyakit tersebut.




5.0 PENUTUP

Konklusinya, dengan lahirnya tokoh-tokoh atau sarjana-sarjana Islam di atas menunjukkan bahawa Islam menitikberatkan umatnya tentang pentingnya menimba ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, ia menunjukkan bahawa umat Islam merupakan umat yang sentiasa maju ke hadapan. Lahirnya tokoh-tokoh dalam bidang perubatan seperti Ibnu Sina, Al-Razi dan Abu Qasim membuktikan Islam pada zaman dahulu telah menerokai dunia ilmu pengetahuan kerana:
  
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,"
Ayat ini memberitahu kita bahawa ilmu pengetahuan amat penting dan umat Islam perlu mencari ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, ia dapat menarik manusia memeluk agama Islam dan meninggikan martabat umat Islam itu sendiri. Selain dalam bidang perubatan, Islam juga telah melahirkan sarjana-sarjana dalam bidang kimia, astronomi, matematik atau ilmu hisab dan banyak lagi bidang yang telah diterokai oleh sarjana-sarjana Islam. Ini sudah cukup membuktikan Islam merupakan satu kuasa besar yang menguasai ilmu pengetahuan. Kita sebagai generasi zaman yang serba canggih ini perlu berusaha menguasai ilmu pengetahuan agar Islam terus kekal sebagai kuasa besar dalam bidang ilmu pengetahuan.





RUJUKAN

Ab. Alim Abdul Rahim dan Syed Idrus Syed Mohamad,(1997). Tamadun Islam, Penerbit Fajar Bakti, Kuala Lumpur.
H. Zainal Abidin Ahmad (1974). Ibnu Sina, Bulan Bintang Sdn. Bhd. Jakarta.
Baharuddin Yatim dan Sulaiman. (1997). Sains Menurut Perspektif Islam, Pusat Pengajian Umum UKM, Bangi.
Ali Mohamad. (2001). Tamadun Islam Dan Tamadun Asia, Universiti Malaya, Kuala Lumpur.
Mahmood Zuhdi Abdul Majid. (2000). Tokoh-Tokoh Kesarjanaan Sains dan
Teknologi,Dewan Bahasa Dan Pustaka, Kuala Lumpur.
Rashed Mohammad Kutty, Wan Ali Wan Jusoh, YazidJaafar. (2003).Tamadun
Islam. Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi.